Perang Tiongkok-Jepang tahun 1894-1895 adalah perang antara Tiongkok dan Jepang yang memperebutkan kendali atas Semenanjung Korea dan Taiwan. Konflik ini memiliki konsekuensi politik dan ekonomi yang besar bagi kedua negara, serta kawasan Asia pada umumnya.
Akar perang terletak pada pengaruh Jepang yang tumbuh di Asia dan keinginannya untuk memperluas wilayah dan sumber daya alamnya. China, pada bagiannya, dilemahkan oleh korupsi dan ketidakstabilan politik, membuatnya rentan terhadap ambisi ekspansionis Jepang.
konflik dimulai pada Juli 1894, ketika Jepang menginvasi Korea sebagai tanggapan atas pembunuhan dua misionaris Jepang. China, yang menganggap Korea sebagai protektoratnya, mengirim pasukan untuk mempertahankan wilayah tersebut, yang menyebabkan perang terbuka antara kedua negara.
Konflik militer berlangsung singkat namun intens, dan ditandai dengan serangkaian pertempuran yang menentukan Pertempuran Pyongyang dan Pertempuran Sungai Yalu. Jepang terbukti menjadi musuh yang tangguh, berkat tentara dan persenjataan modernnya China menderita karena kurangnya modernisasi angkatan bersenjatanya.
Akibat dari perang tersebut adalah a kemenangan bagi Jepang, yang memaksa Cina menandatangani Perjanjian Shimonoseki pada 17 April 1895. Perjanjian ini memberlakukan sejumlah kondisi yang memalukan di Tiongkok, termasuk:
- Cina harus mengakui kemerdekaan Korea dan menyerahkan Taiwan, Kepulauan Pescadores dan Semenanjung Liaodong ke Jepang.
- China harus membayar ganti rugi perang sebesar 200 juta tael perak kepada Jepang.
- China harus membuka beberapa pelabuhan perdagangan untuk kepentingan Jepang, termasuk Shashi, Chongqing, Suzhou, dan Hangzhou.
- China harus mengizinkan warga negara Jepang untuk tinggal dan berdagang di bagian tertentu China.
- Prosedur untuk pertukaran tahanan dan pemulangan warga sipil ditetapkan.
Perjanjian Shimonoseki memiliki konsekuensi besar bagi politik dan ekonomi Asia, mengantarkan era dominasi Jepang di wilayah tersebut. Itu juga menyebabkan kebangkitan nasionalisme Tiongkok dan pengejaran modernisasi negara, yang akhirnya menyebabkan Revolusi Xinhai tahun 1911 dan jatuhnya dinasti Qing.
Pendapat Anda
ada beberapa norma untuk berkomentar bahwa jika mereka tidak dipatuhi, mereka memerlukan pengusiran segera dan permanen dari web.
EM tidak bertanggung jawab atas pendapat penggunanya.
Apakah Anda ingin mendukung kami? Menjadi Pelindung dan dapatkan akses eksklusif ke dasbor.